
Klub sepak bola Italia Como 1907 akan berlaga di liga Serie A Italia musim depan setelah meraih hasil imbang 1-1 melawan Cosenza Calcio pada laga terakhir Serie B di Stadion Giuseppe Sinigaglia, Jumat, 10 Mei 2024. (X.com @ como_1907)
Jakarta. Klub sepak bola Italia Como 1907 akan bersaing di liga Serie A Italia musim depan setelah mengamankan hasil imbang 1-1 melawan Cosenza Calcio dalam pertandingan terakhir Serie B di Stadion Giuseppe Sinigaglia pada hari Jumat.
Hasil ini mengamankan Como posisi ke-2 di Serie B, membuat mereka mendapat promosi ke Serie A musim depan bersama Parma, yang sudah mengamankan gelar juara Serie B musim ini.
Como, yang dimiliki oleh keluarga terkaya di Indonesia, Keluarga Hartono, pemilik Bank Central Asia dan raksasa rokok Djarum, telah membuat kemajuan signifikan di sepakbola Italia.
“Como adalah klub bersejarah, berusia 112 tahun. Masa krusial kami di tahun 1980an dan 1990an. Kami disebut Pabrik Italia. Beberapa alumni kami adalah Gianluca Zambrotta, Marco Tardelli, Stefano Borgonovo,” kata Enrico Levrini, sejarawan Klub Liga Italia, dalam serial dokumenter bertajuk “Como 1907: The Real Story”.
Budi dan Bambang Hartono, kakak beradik keluarga terkaya di Indonesia, membeli Como melalui perusahaannya, SENT Entertainment, pada 2019 saat klub tersebut masih berlaga di Serie D.
Akuisisi Como tahun 1907 yang dilakukan keluarga Hartono mengejutkan banyak pihak sekaligus di luar dugaan. Bahkan media besar pun mengabaikan berita mengejutkan ini.
Kini, Como merupakan salah satu grup kepemilikan terkaya di sepak bola Italia, dengan legenda Arsenal Thierry Henry dan Cesc Fàbregas juga menjadi salah satu pemegang sahamnya.
Penggemar Como yang penasaran dengan pemilik barunya, keluarga Hartono, dan ingin sekali mendapatkan informasi tentang keluarga Indonesia, mencari secara online.
Dalam film dokumenter tersebut, seorang penggemar bernama Andrea Villa mengungkapkan keterkejutannya saat mengetahui bahwa pemilik baru Como adalah perusahaan ternama di Indonesia. Villa bertanya-tanya bagaimana mungkin perusahaan Indonesia bisa berinvestasi di klub sepak bolanya.
Selain itu, penggemar lain menekankan bahwa yang paling penting adalah komitmen pemilik baru terhadap kemajuan klub, terlepas dari kewarganegaraan mereka.
Penggemar lainnya menyatakan, “Yang paling penting bukanlah apakah Anda tahu sepak bola atau tidak. Apakah Anda orang Amerika atau bukan, penting untuk mengetahui bahwa di Como Anda harus menang.”
Keluarga Hartono mengakuisisi Como dengan harga murah. Mereka membeli klub sepak bola tersebut seharga €850.000 atau sekitar Rp 5 miliar pada 4 April 2019. Selain itu, mereka langsung melunasi utang klub sebesar €150.000 saat akuisisi.
Setelah itu, keluarga Hartono menunjuk Michael Gandler untuk menangani bisnis dan kegiatan lainnya di Como. Gandler sebelumnya menjabat sebagai Manajer Pemasaran Inter Milan ketika dimiliki oleh pengusaha Indonesia lainnya, Erick Thohir.
Peran Gandler di Como sangat berbeda dengan perannya di Inter Milan, karena Como adalah klub yang sedang berjuang. Namun, seperti keluarga Hartono, Gandler menilai Como punya sejarah tersendiri.
Faktanya, meski kondisi stadion dan sejarah kebangkrutan, ada yang sangat istimewa dari Como. Itu yang membuat kami membeli klub ini, ujarnya.
Di bawah kepemilikan keluarga Hartono, Como menunjukkan kemajuan yang signifikan hingga mendapat decak kagum dari para penggemarnya.
Sejak dimiliki oleh keluarga Hartono, kinerja Como sangat baik. Pada tahun 2018, mereka dipromosikan ke Serie C, dan dua tahun kemudian, mereka dipromosikan ke Serie B.
Musim depan, Como akan berlaga di Serie A, liga papan atas di Italia.